Pengalaman Ujian Calon Dosen Tetap UII Jurusan Teknik Informatika
Segera saya melengkapi administrasi yang lumayan banyak persyaratannya, sebagai informasi bahwa jika ada berkas administrasi yang tidak lengkap, maka tidak akan diproses dan dinyatakan gugur dalam seleksi. Inti dari tahap administrasi ini adalah ketelitian kita dalam mengumpulkan berkas, harus dibuat check list yang jelas dan terlihat sehingga tidak ada satupun dokumen yang terlewatkan.
Pengumuman seleksi administrasi saya dinyatakan lolos, yess yeah ouw. Tapi biasa saja kali ya, karena tahapan ini cukup mudah asal dilakukan dengan benar dan teliti. Sehingga saya masuk tahap I (dilaksanakan dua hari) yaitu Test 1. Bahasa Inggris 2. Tes Potensi Akademik. 3. Tes Tulis Pengetahuan Umum dan Keislaman. Tes Bahasa inggris UII memiliki standard sendiri dalam mengukur kemampuan bahasa inggris namun secara garis besar hampir sama dengan test toefl ada listening, grammar, structure. Berbekal materi yang biasa saya gunakan untuk test Acept UGM ternyata juga sangat membantu. Tes Potensi Akademik mirip kita mengerjakan soal PaPs UGM atau TPA Bapenas. Tes tulis pengetahuan umum dan agama ini sudah jelas. Sebagai seorang muslim tentunya kita harus mengerti apa yang menjadikan dasar keislaman seseorang.
Pengumuman seleksi tahap I saya dinyatakan lolos. Dan saat itu ada keyakinan untuk lolos, Alhamdulillah lolos. Tiba saatnya menginjak ke seleksi tahap II. Tes praktik keislaman dan psikotes masing-masing dilaksanakan di hari berbeda. Test praktik keislaman ada beberapa yang diujikan antara lain baca Al-Qur'an, Hafalan Qur'an, Praktek Ibadah, Praktek Doa Sehari-hari, Tata Cara bermuamalah. Memang tes praktek keislamannya banyak banget. Jadi memang ga bisa disiapkan secara mendadak. Untung hafalan saya masih ada walaupun agak sedikit lupa. Saat penguji meminta 2 surat yang ditujukan pada saya, saya secara reflek langsung menyetorkan hafalan surat tersebut.
Pengumuman seleksi tahap II saya juga dinyatakan lolos. Saat itu saya juga memiliki keyakinan lolos dan wow bisa sejauh ini, ini sangat luar biasa bagi saya. Selanjutnya masuk tahap terakhir yaitu tahap III yaitu keilmuan, kompetensi dan komitmen. Saya terus memohon kepada Alloh untuk diberikan yang terbaik apapun hasilnya nanti. Karena pada dasarnya Alloh yang lebih tahu kemana kaki ini harus dilangkahkan. Puitis tenan to? tapi tenanan kui kata-katane.
Tahap III ini kami diminta membuat presentasi materi untuk mengajar serta diminta untuk menyiapkan paper yang pernah dipublish. Dalam tes ada beberapa sesi yang harus saya ikuti. Pertama Tes tulis keilmuan, isinya sesuai dengan keilmuan. Karena saya Jurusan Teknik Informatika maka yang diujikan tentang informatika. Di sesi ini saya kurang yakin akan jawaban yang telah saya kerjakan, bagaimana tidak. Setelah sekian lama tidak menyentuh materi kuliah, tiba-tiba saja harus mengerjakan soal-soal materi kuliah. Babak belur jadinya. Sesi berikutnya adalah sesi praktek pemrograman. Wow biasanya ngadepin orang sekarang ngadepin program. Program yang saya buat tidak bekerja sesuai harapan. Selanjutnya kami diminta untuk presetasi paper dihadapan dua Doktor (Ph.D) , doakan suatu saat nanti saya juga bisa lulus Ph.D aamiin. Dan terjadilah pembantaian disana :D. Paper yang saya buat adalah paper yang dibuat dalam sehari semalam karena sebagai syarat pendadaran dulu waktu menyelesaikan S2 saya. Saya sangat paham betul dengan kelemahannya, namun hanya paper itu yang saya publikasikan, yang lainnya tidak. Alur penelitiannya memang memiliki kesalahan yang sangat fatal. Dan terang saja terjadi pembantaian disana. Lebih terbantai disini dibandingkan dengan mempertahankan thesis di depan dewan penguji. Sekali lagi karena materi paper yang saya bawa memiliki kesalahan yang sangat fatal di metodologi penelitiannya.
Sesi selanjutnya adalah wawancara. Sebelumnya saya adalah pewawancara disebuah instansi yang mau merekrut pegawai, maka sesi tersebut bisa kulewati dengan aman. Tips wawancara ada banyak, jadi silahkan dicari informasi sendiri ya. Secara umum asal dijawab sesuai dengan hatimu dan sesuai apa yang diinginkan oleh sang pewawancara maka tahapan ini akan terlewati dengan mudah. Selanjutnya adalah sesi diskusi kelompok, kelompok ini akan diberikan sebuah kasus dan diberikan kelonggaran untuk diskusi menyelesaikan permasalahan yang ada. Ego akan diri sebaiknya diredam saat melakukan diskusi ini.
Sesi terakhir di hari kedua tes tahap III ini adalah Microteaching. Sepat mau mundur karena dihari pertama babak belur dalam menjalani tes yang begitu menyita mental dan fisik. Namun, aku bukanlah seorang pengecut yang lari dari medan pertempuran walaupun sebenarnya hasilnya sudah terlihat didepan mataku. Praktek mengajar ini seperti kita mengajar di dalam kelas. Ada mahasiswanya yang diminta aktif bertanya ada juga dosen yang sengaja disusupkan dalam barisan para mahasiswa ini. Saya adalah seorang trainer dan fasilitator yang biasa berbicara didepan umum. Namun, kali ini jujur saya tidak bisa mengontrol diri dan artinya saya grogi coy. Kuncinya karena saya tidak terlalu menguasai materi.
Babak belur di tahap III ini menjadi pelajaran berharga bagiku untuk bisa belajar lebih baik lagi. Hasilnya sudah tidak perlu diperjelas, karena memang di tahap III ini kurang yakin dan kurang persiapan. Bukan mendahului takdir, namun tanda-tandanya memang sudah jelas. Semoga tulisan ini menjadi inspirasi bagi orang-orang yang pernah gagal atau terjatuh. Bahwa ketika kita gagal bukan berarti dunia gelap. Akan ada masa dimana kita berhasil. Ada pepatah mengatakan bahwa ada saatnya kita berhasil ada saatnya kita harus belajar. Dan saya saat itu adalah orang yang harus belajar. Semoga menjadi penyemangat dan inspirasi bagi para pembaca.
Annas Setiawan Prabowo
Business Digitizing Specialist
Founder smedev.co.id


0 komentar: